Penulis: Arok | Penyinting: Bu Ike
Suatu hari di sebuah desa ada seorang ibu yang tinggal bersama putranya yang bernama Malin Kundang. Ibu Malin Kundang bekerja keras setiap hari, tetapi penghasilanya tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Ketika Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan ia ingin pergi ke kota. Ia ingin mengadu nasibnya di sana. Ibunya Malin Kundang mengizinkan Malin Kundang ke kota. Setelah beberapa waktu lamanya ibu Malin Kundang menjadi wanita tua dan dengan kesendirian, kesepian. Ibunya Malin Kundang selalu memikirkan keadaan anaknya itu yang telah lama tidak bertemu.
Ibu yang sudah lanjut usia sering sakit-sakitan, sedangkan Malin tidak pernah mengirimkan kabar kepada ibunya. Beberapa tahun kemudian Malin telah berhasil mengubah nasibnya. Ia telah menjadi orang yang sangat kaya dan memiliki beberapa kapal. Hidup Malin tidak susah lagi. Ia juga telah menikah dengan wanita yang cantik. Suatu ketika Malin ingin melihat kabar desanya. Sudah lama sekali ia tak ke desa. Ia pun berkunjung dengan istrinya dan beberapa orang pekerja dan membawa uang yang banyak agar dibagikan ke warga-warga desanya.
Setibanya Malin di desanya, ia pun langsungĀ membagi uang kepada warga desanya dengan sombong. Penduduk desa merasa sangat bahagia, tetapi diantara mereka ada yang mengenalinya. Orang itu pun lari ke rumah ibu MalinĀ untuk memberi kabar baik kepadanya. Orang tersebut mengabarikan bahwa anaknya telah kembali dari kota. Ibu Malin terkejut dan bertanya kepada orang tersebut bagaimana ia tahu anaknya telah kembali. Orang tersebut menyuruh ibu Malin untuk berjalan ke dermaga. Ibu Malin berlari ke dermaga dan melihat anaknya. Malin kenal dengan ibunya tetapi ia merasa malu karena ibunya menggunakan baju yang sangat lusuh, Ia pun bingung untuk menjelaskan kepada istrinya. Istri Malin menanyakan kepadanya bahwa ibunya telah meninggal. Malin pun menjawab bahwa itu bukan ibunya tetapi pengemis yang menjadi ibunya. Ketika ibu Malin mendengar perkataan anaknya, hatinya langsung sakit. Ibu Malin mengutuk Malin menjadi batu. Malin pun merasa takut dan meminta maaf kepada ibunya, tetapi sudah terlambat dan akhirnya Malin menjadi batu.
Leave a Comment